Rabu



MENGENAL FUSHUSH AL HIKAM IBNU ARABY
Oleh : Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer
A.    Fase kehidupan Ibnu Araby

  • Fase pertama adalah fase persiapan dan pembentukan menjadi sufi (560-598/1165-1201 =38/37). Kegiatannaya : mengunjungi dan belajar ilmu agama dan filsafat pada para sufi.

  • Fase kedua adalah fase peningkatan dan pengembangan kehidupan sufi (598-620/1202-2123=22/21). Kegiatannya menetap di makkah, mengunjungi banyak kota, mengajar  dan menulis banyak karya termasuk al-futuhat al-makkiyah dan Tarjuman al-asywaq.

  • Fase ketiga adalah fase kematangan kehidupan spiritual dan intlektual sebagai seorang sufi (620-638/1223-1240= 18/17). Kegiatannya menetap di damaskus, menulis Fushush al- hikam, menyelesaikan al- futuhat al- Makkiyah.

B.     Situasi politik dunia islam saat itu

  • Tahun 1000-1250 : periode disintegrasi (dinasti-dinasti melepaskan diri dari kekuasaan khalifah di Bagdad, perebutan kekeuasaan di pusat pemerintahan dan perang salib), di pandang sebagai proses menuju kemunduran


  • Tahun 1250-1500 : kejadian : kejatuhan Bagdad kepada hulagu khan tahun 1258.

C.     Dari sisi lain :

  • 1000-1250 : kemajuan dalam bidang sufisme, sastra dan seni, penulisan karya-karya sufisme.

D.    Latar belakang penulisan fushush al-hikam
·         Ibnu arabi dalam fushush- nya berkata :
aku melihat Rasulullah dalam sebuah mimpi menyampaikan kabar gembira pada sepuluh hari terakir Muharram 727 di Damaskus. Di tangan beliau ada sebuah kitab, dan beliau berkata kepadaku, “ini adalah kitab fushush al-hikam. Ambillah dan sebarkan kepada umat manusia agar mereka mengambil manfaat darinya”. Aku menjawab “ kami mendengar dan taat kepada Allah dan rasulnya dan orang-orang yang berkuasa di antara kami , sebagaiman kami di perintahkan.” Maka aku melaksanakn keinginan, memurbikan niat dan mencurahkan tujuan dan semangat yang kuat untuk menerbitkan kitab ini seperti di sampaikan Rasulullah kepadaku, tanpa menambah dan menguranginya”.
E.     Sumber dan tokoh yang mempengaruhi Fushush al- hikam

  • ·         Sumber karya-karya Ibnu Araby adalah Al-Qur’an

  • ·         Dan tokoh yang mempengaruhinya adalah Nabi Muhammad saw

  • ·         Pandangan lain dari sejarawan barat : sufisme Ibnu Araby tidak bersumber dari Al-Quran dan Sunnah, tetapi berasal dari pengaruh-pengaruh luar Islam.

F.     Karakteristik fushush al-Hikam

  • Sifatnya esoterik

  • Sulit di fahami, seperti : “alam adalah makanan bagi Tuhan, dan dari sisi lain Tuhan adalah makanan bagi alam.”

  •  Ungkapannya aneh dan kelihatan bertentangan dengan logika seperti dalam salah satu baitnya :

“maka Dia memujiku, dan aku memujinya. Dan Dia menyembahku, dan akupun menyembahnya

  • Menampilkan kutipan ayat-ayat dan Hadis dalam setiap bab kecuali pada bab terpendek yaitu bab ke-26. Bisa di pandang sebagai Tafsir mitikal.

  • Bertebarannya banyak syair, jumlahnya 143 bait.

G.    Penyebaran, pengaruh dan posisi fushush

  • Pengajaran terhadap muridnya seperti Shadr al- Din Al-Qunawi, kemudian dari al-Qunawi mengajarkannya ke muridnya Mu’ayyid al-Din al-Jandi.

  • Pensyarahan seperti syarah tertua yang di tulis oleh Afif al-Din al- Tilmisani (murid Ibnu Araby). Syarah yang di tulis oleh Dawud al- Qaishari (murid al- Qasyani), dan berbagai pensyarah lain seperti Baba Rukn al-Din syirazi, sayyid Haidar Amuli, Abdurrahman jami, Abdullah Bosnevi, Muhibbillah Ilahabadi dan Abdu al-Gani  al-Nabulusi.

  • Dukungan para penguasa

  • Penerjemahan ke dalam berbagai bahasa seperti bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Spanyol,  dll.

H.    Ajaran sentral

  • Dari segi namanya yakni Fushush al- Hikam. Fushsush adalah bentuk jamak dari Fashsh yang berarti “tatakan pada cincin” yang berfungsi sebagai tempat batu permata. Al- Hikam jamak dari hikmah yang berarti “kebijaksanaan”. Maka artinya : tatakan  batu permata kebijaksanaan

  • Karya ini dinamakan Fushush al- Hikam karena setiap Nabi yang dijadikan judul setiap bab adalah sebagai segel, cap, stempel atau tanda dari bagian kebijaksanaan Ilahi.

  • Memeprkenalkan aspek-aspek partikular dari kebijaksanaan Ilahi dalam konteks kehidupan 27 Nabi dalam Fushush al- Hikam ini.

  •  Pintu masuk kedalam Fushush adalah wahdat al-Wujud yaitu doktrin bahwa tidak ada sesuatu pun dalam wujud kecuali Tuhan. Hanya ada satu wujud hakiki yaitu Tuhan atau al- Haq. Konsep ini menekankan tidak hanya sisi tasybih, tetapi juga sisi tanzih yang dirumuskan olen Ibnu Araby dengan ungkapan “huwa la huwa” (dia , bukan dia). Atau “ alam adalah identik dengan, dan berbeda dengan Tuhan (keidentikkan dalam perbedaan)
  • Konsep al- insan al-kamil. Ada pembagian tingkat dalam hal ini yaitu al- insan al- kamil tingkat universal dan partikular. Tingkat Universal adalah hakikat manusia sempurna , model asli yang abadi (al- Haqiqah al- Muhammadiyah). Adapun tingkat partikular adalah prwujudan manusia yaitu para nabi dan para wali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar