Rabu



Al- Insan Al- Kamil Karya Abd Al- Karim Al Jili
Oleh Prof. Dr. Yunasril Ali, MA
A.    Motivasi penulisan

  • Nama lengkap kitab ini al- insan al-kamil fi ma’rifati al- Awakhir wa al-awa’il (manusia paripurna tentang pengenalan terhadap yang akhir dan yang awal).
  • Al- Awakhir mengandung makna makhluk-makhluk Tuhan yang berupa benda-benda fisik yang muncul pada tataran akhir dalam tataran proses tajalli (penampilan diri) Tuhan. Adapun al-awail ditulis dalam bentuk jamak untuk melukiskan tentang Tuhan dan juga martabat-martabat yang ada dalam proses tajallinya.
  • Jadi penulisan ini di maksudkan sebagai panduan dalam mengenal Tuhan  dengan tajalliyatnya melalui makhluk-makhluknya yang merupakan bagian akhir dari tajalliyatnya.
  • Agar para pencari Tuhan dapat tertuntun dalam pengembaraannya menuju Tuhan.
  • Juga agar tasawuf  tidak keluar dari koridor Al-Qur’an dan Al- sunnah.

B.     Suasana Sebelum Dan Ketika Kelahiran Kitab Al- Insan Al- Kamil

  • Al- jili hidup dalam suasana ilmiah yang sedang berkembang di Yaman.

  • Banyak perguruan dan ulama’ yang tulus mencurahkan ilmu mereka.

C.    Sumber Utama Buku Ini

  • Al-kasyf  al- sharih (iluminasi yang valid)
  • Al-khabar al- shahih sebagai penguatnya.

  • Pengetahuan yang tidak di landasi Al-Quran dan al- Sunnah adalah sesat (al- JILI)

D.    Karangan-Karangannya Yang Lain

  • Al- kahf wa al- raqim fi syarh bi ismi Allah  al- Rahman
  • Al- Quthb al- ‘ajaib dll

E.     Sumber Dan Tokoh Yang Mempengaruhi

  • Guru-gurunya : al- Faqih al- ‘arif jamal al- Din muhammad  ibn Isma’il  al- Mukaddasy, al- syaikh al- ‘arif Abu Bakar muhammad al- Hakkak,  Abu al- Gaiyts Ibn Jamil, syekh Isma’il ibn Ibrahim al- Jabrti dan khawaja Baha’ al- Din Muhammad ibn syah al- Naqsyabndi  (pendiri tarikat Naqsyabandiyah)

  • Bacaan-bacaanya : peninggalan-peninggalan sufistik. karya sufistik terdahulu seperti Sahal al- Tustari, al-Junayd al- Bagdadi, Abu Yazid al- Bustami, ibnu ‘arabi,  Abu Sa’ad al- Karraz, Abu Bakar al- sybli,al-hallaj, abdul qadir al- jailani, ‘ayin Qudhat al-hamadzani, al- suhrawardi , al-syazily. Dan beliau adalah orang yang kritis.
  • Beliau juga mendalami ilmu-ilmu umum seperti fisika, kimia, biologi, zoology, botani, kedokteran klasik, astronomi, ilmu al-huruf wa al- asma’, kimia, sihir dan mantera-mantera.
  • Ibnu ‘arabi adalah orang yang berpengaruh paling dominan dalam al- insan al- kamil.

F.     Karakteristik

  • Pembicaraan yang paling mendominasi adalah masalah ketuhanan, bukan masalah manusia sempuna dengan segala seluk beluknya sebagaimana judulnya.
  • Terdiri dari 63 bab, hanya satu bab  yang membahas manusia yaitu bab ke 60.
  • Korelasi antara judul dengan isi bagi orang yang sudah mendalami tasawuf seperti orang yang sudah mencapai tingkat muntahi.

  • Bahasa yang baik dan lancar dalam mengungkapkan pandangan-pandangannya.
  • Sering menggunakan puisi-puisinya sendiri menyelengi uraian-uraiannya.

G.    Penyebarannya

  • Beliau adalaah sufi pengembara
  • Para penulis menyalin kitab itu dengan tulisan tangan mereka
  • Syarah-syarah (komentar-komentar) seperti mudhihat al-hal fi ba’dh masmu’at al- dajjal yang merupakan komentar bab 50 dan 54 oleh ahmad bin muhammad al- madani,kasyf al- bayan ‘an asrar al- adyan fi kitab al- insan al- kamil  wa kamil al- insan oleh abd al- ghani al- nablusi, syarah oleh ‘Ali Zadah ‘Abd al- Biqa’i., syarh oleh syaikh Ali ibn hijazi al- bayumi.
  • Di terjemah ke dalam bahasa prancis, inggris.

H.    Pengaruhnya

  • Istilah “insan kamil” menjadi semakin akrab di kalangan para sufi dan bahkan di kalangan masyarakat terpelajar
  • Pengembangan ajaran tersebut dalam bentuk yang lebih luas dan sistematis , seperti yang di lakukan oleh al- burhanpuri dalam tuhfat al- mursalah-nya
  • Kelihatan pula pengaruhnya pada karya-karya sufi nusantara seperti zinat al- wahidin, asrar al- arifin karyanya hamzah fansuridll.

I.       Posisi

  • al- insan al- kamil-nya al- jili menyatukan konsep-konsep al- insan al- kamil yang masih berserakan dan terpilah-pilah antara satu dan yang lain dalam bab-bab dan fasal-fasal dalam karya-karya ibnu ‘arabi dan membentuknya sebagai suatu karya yang sistematis.

  • Memperluas kajian seperti memasukkan kajian-kajian psikologis, filsafat, sejarah, dan pengalaman-pengalaman unik yang ia temukan dalam pengembaraannya.

J.      Ajaran sentral

  • Kajian tentang Tuhan sebagai zat yang transendent.

  • Kemudian ingin melihat dirinya di luar dirinya melalui alam semesta (proses tanzzul/tajalli)
  • Di jelaskan pula proses taraqqi melalui penelusuran kembali proses tanazzul ilahiyah.
  • Sebelumnya di dahului oleh proses yang panjang, yaitu tazkiyat al- nafs (proses taraqqi),  kemudian perenunggan diri sehingga akan semakin mengenal Tuhannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar